MUMPA
Ehem.. Pemanasan !
Surga?
Neraka
Unta?
Arab
Batik?
Indonesia donk
Mumi?
Mesir
Ciaatt..! Kalo nyinggung soal mumi, pasti pada
kepikiran Mesir deh. Hehe. Wajar sih, dengan publikasi bertaraf internasional
begono, bahkan udah dibikin pilemnya, pasti kabar tentang mumi bakal
bersangkutan sama negeri piramid itu.
Namun kali ini
mari kita bahas tentang Mumpa alias Mumi Papua (ternyata ada juga lho
mumi di Indonesia, hihihi). Misalnya saja Mumi Wimotok Mabel yang dapat kita
temukan di Desa Yiwika, Distrik Kurulu, Wamena,
Papua. Mumi Wimotok Mabel saat ini telah berusia 368 tahun, Sob. Dahulu, Wimotok Mabel
adalah seorang kepala suku yang dihormati. Mabel adalah nama fam yang
sering diasosiasikan dengan suku perang. Wimotok termasuk generasi kedua dari fam Mabel (fam Mabel yang ada sekarang adalah generasi ketujuh). Ia meninggal
saat perang, tertombak di punggungnya. Nah sebelum kita bahas lebih lanjut tantang
Mumpa, kita lihat dulu ya gimana mumi yang lain dibuat sehingga bisa
dibandingkan dengan mumi di negara kita.
Mumi adalah sebuah mayat yang diawetkan, karena perlindungan dari
dekomposisi secara alami atau buatan, maka bentuk awalnya tetap terjaga. Gimana tuh? Hmm. Hal ini dapat dicapai dengan meletakkan tubuh calon mumi di tempat
yang sangat kering, atau sangat dingin, atau ketiadaan oksigen, atau penggunaan
bahan kimiawi. Selain itu, ada juga mumi yang terbentuk karena kejadian alami, Bray. Seperti di tempat super dingin (Ötzi manusia es), di tempat
asam (manusia Tollund) atau kekeringan yang ditemukan di banyak tempat di
dunia. Mumi paling
terkenal adalah mumi yang dibalsam dengan tujuan pengawetan tertentu, terutama
dalam Mesir kuno. Salah satu mumi firaun yang paling terkenal adalah raja
Tukankhamun. Patung wajah mumi Fir'aun Tutankhamun sangat
terkenal di seluruh dunia karena terbuat dari emas murni yang dicetak dengan
sangat cermat sehingga dapat mewakili serta mengekspresikan wajah Raja
Tutankhamun dengan sempurna lengkap dengan hiasan kerajaan kebesarannya.
Waow! :-D
Ada berbagai teknik pembuatan mumi yang telah dikembangkan oleh embalmers (orang yang bekerja sebagai pembuat mumi). Niih, siapa yang punya cita-cita jadi embalmers?? Hmm. Pada umumnya metode yang dipakai dalam pembuatan mumi adalah sebagai berikut :
1.
Prosees Pengeluaran
Otak
Pada
masa ini orang Mesir kuno belum mengetahui pentingnya fungsi otak. Sebuah
pengait akan dimasukkan dari lubang hidung calon mumi yang tembus ke otak.
Kemudian sebuah alat kecil semacam stik dari besi akan dipakai untuk mengaduk
otak sampai cair. Dalam waktu dua hari, cairan otak akan mengalir keluar dari
lubang hidung. Untuk memudahkan keluarnya cairan tersebut, biasanya calon mumi
diletakkan dengan posisi tengkurap. Setelah benar-benar bersih dari cairan
otak, melalui lubang yang ada mereka akan memasukkan kain linen ke dalam
tengkorak dan cairan getah tumbuhan (setelahnya) yang disebut resins, akan
dialirkan melalui hidung ke dalamnya.
2.
Mengeluarkan Isi
Perut
Selanjutnya,
mereka akan merobek perut sebelah kiri untuk mengeluarkan isi perut seperti
usus, hati, paru, dan lambung, agar tidak terjadi pembusukan. Sedangkan jantung
dibiarkan pada tempatnya karena orang Mesir kuno menganggap jantung sebagai
sumber kecerdasan, pemikiran dan perasaan, jadi sangat penting untuk kehidupan
sesudah kematian.
3.
Pengeringan
Bagian
dalam tubuh yang sudah diambil beberapa organnya, dibasuh dengan cairan natron atau anggur dan dikeringkan dengan
natron padat. Natron adalah campuran garam dan soda, senyawa ini ditemukan di
wadi Natrun dekat Kairo. Fungsi natron dan garam seperti fungsi pasir gurun
yang panas, zat ini dapat menyerap semua cairan tubuh sehingga tubuh jenazah
menjadi kering dan dapat diawetkan. Selanjutnya tubuh calon mumi diletakkan di
atas dipan batu dan ditaburi bubuk natron untuk didiamkan selama 40 hari atau
lebih agar benar-benar bebas cairan. Kadang karena kondisinya yang sangat
kering beberapa bagian tubuh akan terlepas, seperti jari tangan dan kaki, namun embalmers akan menyiasatinya dengan membuatkan
jari baru dari kain linen, kayu atau emas. Yang penting setelah dibungkus tidak
ada anggota tubuh mumi yang hilang.
4. Pembungkusan
Setelah
benar-benar kering, tubuh mumi akan dibersihkan lagi dan diisi dengan lebih
banyak natron, kain linen dari berbagai rempah seperti myrrh, bubuk kayu dsb. Setelah lubang di
perut sebelah kiri dijahit dengan rapi, tubuh mumi dibaluri dengan getah
(resins), untuk selanjutnya dibalut dengan linen. Jimat-jimat pelindung
disisipkan dalam balutan tersebut, selanjutnya sebuah kain yang sangat lebar
akan menutup seluruh tubuh dan diikat rapi dengan tali dari kain linen pula.
Pada bagian wajah akan dipasang sebuah topeng yang serupa dengan wajah jenazah
semasa hidupnya. Topeng ini dibuat dari semacam papier marche, namun ada pula yang terbuat dari
lempengan emas murni.
5.
Penyimpanan
Mumi
yang telah terbungkus rapi akan diletakkan ke dalam sebuah peti untuk kemudian
dimasukkan ke dalam sebuah sarcophagus. Beberapa ahli memperkirakan pembuatan
mumi memerlukan waktu 70 hari atau lebih, yaitu 40 hari untuk mengeringkan
tubuh mumi dan 30 hari untuk membungkusnya.
Nah, kalo gini kan tampak
perbedaannya...
Berbeda dengan mumi Mesir atau mumi lainnya, mumi Papua ini dibuat dengan cara pengasapan dan pengolesan minyak babi ke seluruh tubuhnya. Menurut penduduk setempat, setelah meninggal, tubuh Wimotok langsung diletakkan di para-para (lantai dua) honai, kemudian diasapi selama satu bulan lebih. Tubuh itu kemudian dibungkus dengan daun pisang dan disimpan dalam honai selama lima tahun. Setelah mengeras dan cukup kuat, ia baru akan dibuka. Mumi hanya dikeluarkan dari honai pada saat ada acara adat, atau ketika ada wisatawan berkunjung. Jika berminat untuk melihat, kamu bisa datang ke Distrik Kurulu (sekitar setengah jam perjalanan dari Kota Wamena). Sementara untuk melihat dan memotret mumi itu sendiri, pengunjung dikenakan biaya Rp 30.000,00 per kepala.
Berbeda dengan mumi Mesir atau mumi lainnya, mumi Papua ini dibuat dengan cara pengasapan dan pengolesan minyak babi ke seluruh tubuhnya. Menurut penduduk setempat, setelah meninggal, tubuh Wimotok langsung diletakkan di para-para (lantai dua) honai, kemudian diasapi selama satu bulan lebih. Tubuh itu kemudian dibungkus dengan daun pisang dan disimpan dalam honai selama lima tahun. Setelah mengeras dan cukup kuat, ia baru akan dibuka. Mumi hanya dikeluarkan dari honai pada saat ada acara adat, atau ketika ada wisatawan berkunjung. Jika berminat untuk melihat, kamu bisa datang ke Distrik Kurulu (sekitar setengah jam perjalanan dari Kota Wamena). Sementara untuk melihat dan memotret mumi itu sendiri, pengunjung dikenakan biaya Rp 30.000,00 per kepala.
Selain itu, perbedaan yang lain adalah
kerangkanya tidak dililit kain putih, melainkan tetap menggunakan pakaian adat. Eitss ada lagi, mumi Papua ini tidaklah berbaring, tetapi duduk. Dan yang terakhir, mumi
Wimotok ini berwarna hitam. Mungkin karena pengasapan kali ya, hehe.
Sumber :